Kamis, 25 Desember 2014
On 14.04 by Education Share No comments
Disusun Oleh :
Nita Murtia Handayani (K2513048)
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “Generator Listrik AC” diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Listrik dan Elektronika.
Ditetapkan pada:
Hari
: ……………………………………..
Tanggal :
……………………………………..
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Teknik Listrik
dan Elektronika
Drs. Emilly Dardi M.Kes.
NIP 195012311985031003
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan ini, dan kami persembahkan kepada :
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Teknik Listrik dan Elektronika Bp. Drs. Emilly Dardi M.Kes.
2. Teman – teman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Sebelas Maret yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.
4. Pihak - pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rohmad
dan karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Penulisan laporan ini kami laksanakan guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Listrik dan Elektronika, yang
pembelajarannya sudah kami terima sejak awal semester tiga hingga tercapainya
laporan ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada orang tua
kami yang telah membantu secara material dan doa, agar kami dapat menyelesaikan
tugas dengan sebaik–baiknya, hingga akhirnya terwujudlah laporan ini. Selain
itu tidak lupa kami sampaikan rasa terima kasih yang kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung kami demi tercapainya penyusunan laporan ini
kepada Bp. Drs. Emilly Dardi M .Kes. selaku dosen mata kuliah Teknik Listrik dan Elektronika.
Pembuatan laporan ini bertujuan
menambah pengetahuan kita tentang Generator Listrik AC, semoga dengan pembuatan
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik
dan saran kami harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan dalam penyusunan
laporan ini.
Surakarta, 29 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
Halaman Persembahan............................................................................................iii
Kata Pengantar………............................................................................................iv
Daftar Isi…..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah………................................................................................2
C. Tujuan…..........................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II LANDASAN
TEORI................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................6
A. Hukum Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada Generator AC.........................6
B. Teori Timbulnya GGL Listrik .......................................................................7
C. Teori Generator AC dan Jenis-jenisnya........................................................13
D. Pemanfaatan Generator AC..........................................................................26
E. Teori Altenator..............................................................................................27
BAB IV
PENUTUP..............................................................................................31
A. Kesimpulan…............................................................................................31
B. Saran…......................................................................................................31
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dunia
kelistrikan kita mengenal suatu alat yang di sebut motor listrik dan generator
listrik. Secara sederhana, generator listrik berfungsi untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik sedangkan motor listrik berfungsi untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Kedua fungsi dari masing-masing alat
tersebut terdapat hubungan. Sebuah generator akan bekerja dengan di bantu motor
listrik untuk menggerakkan generator tersebut.
Fungsi generator tersebut menjadikan alat ini sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Generator sendiri ada dua macam yaitu generator
arus searah (DC) dan generator arus bolak-balik (AC). Pembahasan kali ini, kami
akan mencoba menjelaskan tentang generator yaitu generator listrik arus
bolak-balik, untuk mendapatkan daya pada generator listrik arus bolak-balik
(AC). Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum
digunakan adalah mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa
berjenis mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling, dalam pengoperasian
pembangkit listrik dengan generator, karena faktor keandalan dan fluktuasi
jumlah beban, maka disediakan dua atau lebih generator yang dioperasikan dengan
tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk generator-generator
tersebut.
Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian
terus menerus adalah suatu hal yang riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber
PLN atau peralatan UPS, untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka
generator-generator tersebut dioperasikan secara paralel antar generator atau
paralel generator dengan sumber pasokan lain yang lebih .
B.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam laporan ini yaitu :
1.
Apa pengertian dari Generator
Listrik Arus bolak – balik ( AC ) ?
2.
Bagaimana Hukum
Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada Generator AC ?
3.
Bagaimana Teori
Timbulnya GGL Listrik ?
4.
Bagaimana Teori Generator AC dan Jenis-jenisnya ?
5.
Apa saja Pemanfaatan Generator AC?
6.
Bagaimana Teori Altenator ?
C.
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu
:
1. Mengetahui pengertian dari
Generator Listrik Arus bolak – balik (AC).
2.
Mengetahui Hukum Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada Generator AC.
3. Mengetahui Teori Timbulnya GGL
Listrik.
4. Mengetahui Generator AC dan
Jenis-jenisnya.
5.
Mengetahui Pemanfaatan Generator AC.
6.
Mengetahui Teori Altenator ?
D.
MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Menambah pengetahuan kita
tentang Generator Listrik Arus bolak–balik (AC).
2.
Menambah wawasan kita tentang Hukum Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada Generator AC.
3.
Menambah wawasan tentang Teori Timbulnya GGL Listrik.
4. Menambah wawasan tentang Generator AC dan Jenis-jenisnya.
5.
Menambah wawasan Pemanfaatan Generator AC.
6.
Menambah pengetahuan
tentang Teori Altenator.
BAB II
LANDASAN TEORI
Generator
adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui
proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari
prime mover atau penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai dengan
hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan
momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan
EMF pada kumparan rotor.
Tegangan EMF ini akan menghasilkan
suatu arus jangkar, jadi diesel sebagai prime mover akan memutar rotor
generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnit yang
berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada stator,
karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90o
pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 270o
kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif, ini terjadi secara terus
menerus/continue.
Generator arus
bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau alternator. Generator
arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting dalam proses perubahan
energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam bentuk yang
bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga. Generator arus
bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada bagian yang
berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari
mesin.
Eksitasi Generator AC
Sistem eksitasi secara
konvensional dari sebuah generator arus bolak-balik terdiri atas sumber arus
searah yang dihubungkan ke medan generator ac melalui cincin-slip dan
sikat-sikat. Sumber dc biasanya diperoleh dari generator arus searah yang
digerakkan dengan motor atau penggerak mula yang sama dengan penggerak mula
generator bolak-balik, setelah datangnya zat padat, beberapa sistem eksitasi
yang berbeda telah dikembangkan dan digunakan. Salah satunya adalah daya
diambil dari terminal generator ac, diubah ke daya dc oleh penyearah zat padat
dan kemudian dicatu ke medan generator ac dengan menggunakan cincin-slip konvensional
dan sikat-sikat.
Sistem serupa yang
digunakan oleh generator dengan kapasitas daya yang lebih besar, daya dicatukan
ke penyearah zat padat dari lilitan tiga fase terpisah yang terletak diatas
alur stator generator. Satu-satunya fungsi dari lilitan ini adalah menyediakan
daya eksitasi untuk generator. Sistem pembangkitan lain yang masih digunakan
baik dengan generator sinkron tipe kutub-sepatu maupun tipe rotor-silinder
adalah sistem tanpa sikat-sikat, yang mana generator ac kecil dipasang pada
poros yang sama sebagai generator utama yang digunakan untuk pengeksitasi.
Pengeksitasi ac mempunyai jangkar yang berputar, keluarannya kemudian
disearahkan oleh penyearah dioda silikon yang juga dipasang pada poros utama.
Keluaran yang telah
disearahkan dari pengeksitasi ac, diberikan langsung dengan hubungan yang
diisolasi sepanjang poros ke medan generator sinkron yang berputar. Medan dari
pengeksitasi ac adalah stasioner dan dicatu dari sumber dc terpisah, berarti
tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron dapat dikendalikan dengan
mengubah kekuatan medan pengeksitasi ac, jadi sistem pengeksitasi tanpa sikat
tidak menggunakan komutator yang akan memperbaiki keandalan dan menyederhanakan
pemeliharaan umum.
Sistem Start
Ada tiga macam jenis start yang
dapat dilakukan pada generator yaitu :
1. Start Dengan Penggerak Mula
Sistem start dengan penggerak mula biasanya
berupa mesin diesel untuk kapasitas daya yang kecil, turbin air atau turbin uap
untuk kapasitas daya menengah dan turbin uap untuk kapasitas daya yang sangat
besar.
2. Pengubah Frekuensi
Motor sinkron mendapat pengisian dari sebuah
generator sinkron khusus. Pengisian dilakukan dengan arus tukar berfrekuensi
variabel dari hampir nol hingga mencapai frekuensi nominal, dengan demikian
motor sinkron mengalami start mulai putaran hampir nol hingga mencapai putaran
nominal.
3. Sebagai Generator Rotor
Sangkar/Start Asinkron
Rotor mesin dilengkapi suatu belitan yang
bekerja sebagai sangkar asinkron, dengan demikian selama start mesin bekerja
sebagai motor tak serempak, dengan start asinkron pada kumparan medan dapat
dihasilkan gaya-gaya gerak listrik yang tinggi, disebabkan jumlah lilitan
magnet yang biasanya besar. Gaya gerak listrik yang tinggi ini bukan saja dapat
merusak mesin, melainkan dapat juga menimbulkan bahaya bagi personil yang
melayani mesin sinkron itu, untuk menghindari bahaya ini kumparan magnet selama
start dapat dibagi dalam beberapa belitan, yang masing-masing
dihubungsingkatkan. Setelah mencapai putaran sinkron, hubungan ini dilepaskan. Sistem
start yang digunakan pada generator set GSC 05 adalah dengan penggerak mula.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Hukum Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada Generator AC
Generator adalah suatu mesin yang menggunakan
magnet untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip generator
secara sederhana dapat dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor
apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong
garis-garis gaya. Hukum tangan kanan Fleming (Gambar 2.11) berlaku pada generator
dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah
medan magnet dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu
jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari
tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah
tangan kanan :
1.
Ibu jari :
gerak perputaran
2.
Jari telunjuk :
medan magnetik kutub u dan s
3.
Jari tengah :
besaran galvanis tegangan U dan arus I
Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai
pengganti penghantar yang digerakkan. Jumlah tegangan yang diinduksikan pada
penghantar saat penghantar bergerak pada medan magnet tergantung pada :
1. Kekuatan medan magnet, makin kuat
medan magnet makin besar tegangan yang diinduksikan.
2. Kecepatan penghantar dalam memotong
fluks, makin cepat maka semakin besar tegangan yang diinduksikan.
3. Sudut perpotongan, pada sudut 90
derajat tegangan induksi maksimum dan tegangan kurang bila kurang dari 90
derajat.
4. Panjang penghantar pada medan
magnet.
2.
Teori Timbulnya GGL Listrik Karena Lilitan Memotong Fluksi
Induksi elektromagnetik dapat dikatakan sebagai proses
perubahan energi mekanik (energi kinetic) menjadi energi listrik. Proses
perubahan energi ini, berkaitan dengan konsep fluks magnetik. Kita mulai
dengan mempelajari Fluks magnetik dan Huhum Faraday secara
kuantitatif.
a.
Fluks magnetik
Fluks magnetik didefinisikan sebagai hasil kali antara
komponen induksi magnetik dengan luas bidang. Hukum Lenz : “ Arah arus
induksi adalah sedemikian sehingga medan magnetik yang ditimbulkannya
berlawanan dengan arah medan magnetik yang menimbulkan arus induksi itu”.
b.
Penerapan Konsep Induksi
Elektromagnetik
1.
Dynamo/Generator AC
2.
Generator DC
3.
Transformator : Transformator
adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah (Transformator Step –Down).
Rumus Transformator
: V1/ V2 = N1 / N2, h = Ps/Pp x 100 %, P = V. I.
Sistem pengisian AC paling banyak digunakan, baik sistem pengisian dengan regulator
mekanik (konvensional) maupun dengan IC regulator.
Komponen sistem pengisian regulator mekanik terdiri dari :
a.
Alternator yang berfungsi
merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan
arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode
yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
b.
Regulator berfungsi untuk
mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan alternator dengan cara mengatur
kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga berfungsi untuk mengatur
hidup dan matinya lampu indikator pengisian.
c.
Sekering untuk memutus aliran
listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan akibat hubungan singkat.
d.
Kunci kontak untuk
menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator dank e regulator. Aliran
listrik ke regulator diteruskan ke altenator berfungsi untuk menghasilkan
magnet pada altenator.
Jika tidak ada beban yang dipasang, maka tidak ada arus pada lilitan sekunder.
Tetapi kalau ada beban (resistansi) dihubungkan pada lilitan sekunder maka arus
akan timbul dengan fase yang sama
dengan tegangan terinduksi karena reaktannya bukan merupakan induktor tetapi
merupakan resistor.
Arus pada lilitan sekunder tidak
menghasilkan perubahan fluks magnetik (jika ya akan meningkatkan tegangan),
akan tetapi menghasilkan gaya gerak magnetik.
Perubahan gaya gerak magnetik tanpa perubahan
fluks magnetik hanya dimungkinkan bila gaya gerak magnetik yang dihasilkan
adalah sama dan berlawanan fase dari gaya gerak magnetik primer, ini berarti
bahwa arus pada lilitan sekunder terlambat 180o dari arus pada
lilitan primer. Gaya gerak magnetik sekunder ini akan menginduksi
tegangan yang menghasilkan arus yang berlawanan. Dengan demikian koil primer
merupakan beban bagi sumber tegangan AC dan koil sekunder merupakan sumber
tegangan bagi resistor.
Pertanyaan bahwa medan magnetik dapat menimbulkan arus dijawab oleh
Faraday dan Henry melalui percobaan pada tahun 1830-an setelah percobaan pada tahun
1820 dianggap gagal. Jika terdapat sebuah skema, maka menunjukkan sebuah magnet
batang yang dililit oleh sebuah kawat penghantar diharapkan menimbulkan arus
yang nantinya dapat diukur oleh sebuah alat ukur listrik, tetapi Faraday dan Henry mengamati hal lain bahwa
ketika magnet batang mulai dimasukkan ke dalam lilitan kawat terjadi arus yang
terukur, namun arus tersebut beberapa saat kemudian menghilang saat magnet
batang dikeluarkan dari lilitan. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi Faraday
dan Henry yang mengambil keputusan bahwa perubahan medan magnetiklah yang
menimbulkan arus, bukan hanya medan magnet yang konstan. Fenomena perubahan medan
magnet yang menimbulkan arus listrik ini dinamakan induksi magnetik atau induksi
elektromagnetik.
Induktansi didefinisikan sebagai timbulnya arus dan tegangan pada suatu konduktor
karena perubahan arus pada konduktor lain terhadap waktu, sehingga secara umum setiap
kawat berarus dan rangkaian memiliki suatu induktansi sendiri yang berpengaruh pada
perilaku rangkaian yang sering kali diabaikan. Menurut hukum Faraday, perubahan
medan magnetik akan menghasilkan ggl menurut persamaan :
Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa sebuah tegangan gerak elektrik di dalam
sebuah rangkaian adalah sama dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui rangkaian
tersebut. Jika kecepatan perubahan fluks tersebut dinyatakan dalam weber/sekon,
maka tegangan gerak elektrik dinyatakan dalam volt.
ε= - dϕB/ dt
|
Jika sebuah koil terdiri dari lilitan maka sebuah tegangan gerak elektrik
muncul di dalam setiap lilitan dan semua tegangan gerak elektrik dijumlahkan. Apabila
koil tersebut dililitkan dengan begitu erat, lilitan dapat dikatakan menempati daerah
yang sama dengan ruang maka fluks yang melewati setiap lilitan akan sama besarnya.
Fluks yang melewati setiap lilitan hanya untuk toroida dan solenoida.
Untuk menghasilkan
elektromagnetik yang lebih kuat dapat dilakukan dengan cara :
1.
Memperbesar kemagnetan inti electromagnet
2.
Memperbesar jumlah lilitan kumparan
3.
Memperbesar jumlah arus yang mengalir.
Medan magnet yang bergerak-gerak tersebut menginduksi beda potensial pada
kumparan. Beda potensial menyebabkan arus listrik mengalir sehingga ggl yang di
induksi pada kumparan disebut gaya gerak listrik induksi. Menurut hukum
Faraday, ggl induksi dapat diperbesar jika :
a.
Gerak magnet dipercepat
b.
Daya tarik atau tolak magnet lebih kuat.
c.
Panjang kumparan lebih panjang dan jumlah lilitan
lebih banyak (rapat).
Banyak sedikitnya lilitan pada kumparan dapat mempengaruhi besar-
kecilnya garis gaya magnetik. Secara umum, arus listrik dapat berubah menjadi
magnet karena kekuatan medan magnet bergantung pada kuat arus yang mengalir.
Apabila kuat arus berubah-ubah, maka kuat medan magnet juga dapat berubah-ubah.
Gejala induksi electromagnet dapat dijelaskan :ketika magnet digerakkan menjauhi
dan mendekati kumparan, jumlah garis gaya magnet terkurung dalam kumparan yang
mengalami perubahan. Arus listrik yang timbul akibat perubahan garis gaya
magnet disebut arus induksi.
Jenis – jenis induktansi
Terdapat 4
jenis induktansi ,yaitu :
1.
Induktansi Diri
Merupakan induktansi dimana GGL induksi diri yang terjadi di dalam suatu
penghantar bila kuat arusnya berubah-ubah dengan satuan kuat arus tiap detik. Arus
induktansi diri yang timbul pada sebuah trafo atau kumparan yang dapat menimbulkan
GGL induksi yang besarnya berbanding lurus dengan cepat perubahan kuat arusnya.
Hubungan dengan GGL induksi diri dengan laju perubahan kuat arus dirumuskan
Joseph Henry sebagai berikut:
Gaya Gerak Listrik ialah energy permuatan yang dibutuhkan untuk mengalirkan
arus dalam loop kawat, dari rumus diatas dapat didefinisikan sebagai berikut:
suatu kumparan mempunyai induktansi diri sebesar 1 H bila perubahan arus listrik
sebesar 1 A dalam 1 detik pada kumparan tersebut menimbulkan GGL induksi sendiri
sebesar 1 volt.
2.
Induksi Diri Sebuah Kumparan
Perubahan arus dalam kumparan ditentukan oleh perubahan fluks magnetik
0 dalam kumparan. Besarnya induksi diri dari suatu kumparan ialah:
3.
Induktansi diri Solenoida dan Toroida
Besarnya induktansi solenoid dan toroida dapat kita ketahui dengan menggunakan
persamaan berikut:
4.
Induktansi Bersama
Satuan SI dari induktansi bersama dapat dinamakan henry (H), untuk menghormati
fisikawan Amerika Joseph Henry (1797-1878), salah seorang dari penemu induksi elektromagnetik.
Satu henry (1 H) sama dengan satu weber per ampere (1 Wb/A). Induktansi bersama
dapat merupakan sebuah gangguan dalam rangkaian listrik karena perubahan arus dalam
satu rangkaian dapat menginduksi tegangan yang tidak diingikan oleh rangkaian lainnya
yang berada didekatnya, untuk meminimalkan efek ini, maka system rangkaian ganda
harus dirancang dengan M adalah sekecil-kecilnya; misalnya, dua koil akan ditempatkan
jauh terpisah terhadap satu sama lain atau dengan menempatkan bidang-bidang kedua
koil itu tegak lurus satu sama lain.
Induktansi bersama juga mempunyai banyak pemakaian, contohnya transformator,
yang dapat digunakan dalam rangkaian arus bolak-balik untuk menaikan atau menurunkan
tegangan. Sebuah arus bolak-balik yang berubah terhadap waktu dalam satu koil pada
transformator itu menghasilkan arus bolak-balik dalam koil lainnya; nilai M,
yang tergantung pada geometri koil-koil, menentukan amplitude dari tge induksi dalam
koil ke dua dan karena itu maka akan menginduksi amplitude tegangan keluaran tersebut.
Definisi induktansi bersama dapat dilihat dari persamaan berikut:
N2ϕ2
Ialah banyaknya
tautan fluksi dengan kumparan 2. Jika bahan feromagnetik tidak ada, maka fluks
ϕ2 berbanding langsung dengan arus I dan induktansi mutualnya konstan.
3.
Teori Generator AC dan Jenis-jenisnya
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga
mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik
sering disebut juga seabagai alternator, generator AC (alternating current),
atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron
ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak
dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tibatiba
mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.
Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan teori medan elekronik. Poros pada
generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu
disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena
terjadi perubahan tegangan dan aruslistrik tertentu. Tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik.
Generator AC
merupakan komponen yang dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Penggunaan generator saat ini dapat dimanfaakan sebagai pembangkit listrik
Generator AC atau altenator bekerja pada prinsip yang sama dari induksi
elektromagnetik sebagai generator DC. Arus
bolak balik dapat dihasilkan dari perputaran lilitan pada medan magnet atau
perputaran medan magnet pada lilitan stasioner (seimbang / tidak berubah). Nilai
dari tegangan tergantung pada:
a.
Jumlah perputaran pada lilitan
b.
Kekuatan medan
c.
Kecepatan rotasi lilitan / medan
magnet
d.
Generator arus bolak-balik sering
disebut sebagai generator sinkron atau alternator.
Generator arus
bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting dalam proses perubahan
energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat
untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga, dalam generator arus bolak-balik bertegangan rendah
yang kecil, medan diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan lilitan
jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin Konstruksi Generator AC.
Generator arus bolak-balik
ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
a) Stator
Stator merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan tegangan bolak-balik, antara lain:
Stator merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan tegangan bolak-balik, antara lain:
a. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi
yang diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current
losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk
mengatur arah medan magnetnya.
b. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang
konduktor yang terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan.
Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
c. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat
belitan stator ditempatkan.
d. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi
tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya
memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.
Stator terdiri
dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian
dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang
terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan
stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan.
Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara
sama rata.
b)
Rotor
Rotor merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator. Stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu Inti kutub dan Kumparan medan. Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar. Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi biasanya menggunakan konstruksi rotor dengan kutub silindris atau ”cylinderica poles” dan jumlah kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahan terhadap gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi, untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000 rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau ”salient pole” dengan jumlah kutub-kutub yang relatif banyak. Pada prinsipnya, salah satu dari penghantar atau kutub-kutub ini dibuat sebagai bagian yang tetap sedangkan bagian-bagian yang lainnya dibuat sebagai bagian yang berputar.
Rotor merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator. Stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu Inti kutub dan Kumparan medan. Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar. Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi biasanya menggunakan konstruksi rotor dengan kutub silindris atau ”cylinderica poles” dan jumlah kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahan terhadap gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi, untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000 rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau ”salient pole” dengan jumlah kutub-kutub yang relatif banyak. Pada prinsipnya, salah satu dari penghantar atau kutub-kutub ini dibuat sebagai bagian yang tetap sedangkan bagian-bagian yang lainnya dibuat sebagai bagian yang berputar.
c)
Brush sebagai penghubung
kemotor listrik
Sikat
atau Brush berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil.
Pada altenator terdapat dua sikat, yaitu :
a.
Sikat positip yang berhubungan
dengan terminal F alternator
b.
Sikat negatip berhubungan
dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat
selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi gesekan
antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat aus. Kontak
sikat dengan slip ring harus baik agar listrik dapat mengalir dengan
baik, agar kontak sikat dengan slip ring baik maka sikat ditekan oleh
pegas.
Sikat
merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada altenator, karena
cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke rotor
coil berkurang, akibat tekanan pegas yang melemah. Berkurangnya aliran listrik
ke rotor coil menyebabkan kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang
dihasilkan altenator menurun. Bila sikat suda pendek harus segera
diganti, sebab kalau sampai sikat habis maka slip ring akan bergesekan dengan
pegas sikat sehingga menjadi aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan
liran listrik ke rotor coil terputus, kemgnetan rotor hilang, altenator tidak
dapat menghasilkan listrik, tidak terjadi proses pengisian.
Sikat patah dan pecahnya
rumah sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat merakit altenator. Saat
rotor dilepas sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada kondisi tersebut
bila seseorang merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan sikat sehingga
sikat patah dan hal ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah, untuk
menghindari hal tersebut maka sikat harus dimasukkan ke rumahnya dan ditahan
menggunakan kawat yang dimasukan melaui lubang kecil yang sedah tersedia, bila
sikat sudah tertahan oleh kawat maka rotor dapat dimasukkan dengan aman.
Jumlah Kutub pada
Generator
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari
kecepatan rotor dan frekuensi dari ggl yang dibangkitkan.
Prinsip
kerja Motor AC Satu Fasa
Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa,
dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan
yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan
interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa
memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan
belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2).
Belitan utama menggunakan penampang kawat
tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan
bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih
banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama.
Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus
belitan utama Iutama berbeda fasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena
perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa
ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus
bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa
sebesar φ dengan medan magnet bantu.
Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks
magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1-U2 dialiri arus
utama Iutama. yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser
sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus
sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar
pada belitan statornya.
Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu
berbentuk batang-batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan
menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar.
Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan
tegangan induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor
akan menghasilkan torsi putar pada rotor.
2)
Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri
dari tiga kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan
lilitan fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi
tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi tanda dengan huruf V – Y
dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda dengan huruf W – Z.
Jenis generator yang digunakan dalam pembuatan tugas
akhir ini yaitu generator AC 1 fasa. Lilitan stator terdiri atas beberapa
kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti stator. Kumparan stator terdapat
sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan kepala-kepala kumparan yang
menghubungkan sisi-sisi kumparan diluar alur-alur satu sama lain. Tiap-tiap
kumparan terdiri atas satu atau lebih lilitan menurut besar tegangan. Dalam
gambar 2.2a dilukiskan sebuah kumparan yang terdiri atas empat lilitan. Jumlah
kawat tiap sisi kumparan sama banyaknya dengan jumlah lilitan pada tiap-tiap
kumparan.
Perhitungan Tegangan Generator
Diputarnya rotor generator sepanjang dua poolstek (jarak
antara pertengahan kutub magnit dengan pertengahan kutub magnit berikutnya
yaitu diukur pada keliling besi stator), maka akan dibangkitkan suatu tegangan
induksi di dalam lilitan A yang besarnya dapat ditulis e = 4 Φ 10-8 volt. Harga
ini meliputi satu periode.
Karena banyaknya periode dalam tiap detik
dinyatakan dengan huruf f singkatan dari frekuensi, maka besarnya GGL dapat
dituliskan sebagai berikut :
E rata-rata = e. f = 4. Φ. f. 10-8 volt.
E rata-rata = e. f = 4. Φ. f. 10-8 volt.
Dengan demikian maka secara lengkap rumus untuk GGL dari generator
dapat dituliskan sebagai berikut :
E = 4. f. fv. fw. Φ. W. 10-8 Volt
Dimana :
E = Tegangan GGL generator (V)
f = frekuensi generator (Hz)
fv = faktor efektif = 1,111
fw= faktor lilitan (untuk generator fasa tunggal adalah
0,8 dan untuk generator fasa tiga adalah 0,96).
Φ = fluks (garis gaya = 108 maxwell)
W = lilitan
Prinsip Kerja Generator AC
Gambar : Prinsip Kerja Generator AC
a)
Ketika kumparan diputar didalam
medan magnet,satu sisi kumparan(biru) bergerak ketas sedang
lainnya(kuning)bergerak kebawah
b)
Kumparan mengalami perubahan
garis gaya magnet yang semakin sedikit, sehingga pada kedua sisi kumparan
mengalir arus listrik mengitari kumparan
mengalir arus listrik mengitari kumparan
hingga kumparan sinusoid.
c)
Pada posisi sinusoid kumparan
tidak mengalami perubahan garis gaya magnet sehingga tidak ada listrik yang
mengalir pada kumparan.
d)
Pada posisi ini kumparan mendapat
garis – garis magnet maksimum.
e)
Kumparan terus berputar hingga
sisi biri bergerak kebawah dan sisi kuning bergerak keatas.
f)
Kumparan mengalami perubahan
garis gaya magnet yang bertambah banyak, sehingga pada setiap sisi kumparan
mengalir arus listrik yang berlawanan hingga posisi kumparan sinusoidal. Kumparan
terus berputar hingga sisi biru bergerak ketas dan sisi kuning bergerak kebawah.
g)
Agar menimbulkan medan magnet
yang berpotongan dengan konduktor pada stator rator diberi eksitasi. Karena ada
dua kutub yang berbeda, utara dan selatan, maka tegangan yang dihasilkan pada
stator adalah tegangan bolak balik dengan gelombang sinusoidal.
h)
Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya
digunakan masyarakat
Generator AC bekerja
berdasarkan atas prinsip dasar induksi elektromagnetik. Tegangan bolak-balik
akan dibangkitkan oleh putaran medan magnetik dalam kumparan jangkar yang diam,
dalam hal ini kumparan medan terletak pada bagian yang sama dengan rotor dari
generator. Nilai dari tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :
a. Jumlah dari lilitan dalam kumparan.
b. Kuat medan magnetik, makin kuat
medan makin besar tegangan yang
diinduksikan.
diinduksikan.
c. Kecepatan putar dari generator itu
sendiri.
Prinsip generator ini
secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada
konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga
memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan
magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari
menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari
tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi. Hukum ini juga berlaku
apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang digerakkan. Terdapat dua jenis konstruksi dari generator
ac, jenis medan diam atau medan magnet dibuat diam dan medan magnet berputar.
Menentukan Resistansi dan Reaktansi
Untuk bisa menentukan
nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator, harus dilakukan percobaan
(test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:
• Test Tanpa beban ( Beban Nol )
• Test Tanpa beban ( Beban Nol )
• Test Hubung Singkat.
• Test Resistansi Jangkar.
Test Tanpa Beban
Test Tanpa Beban
dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar terbuka (tanpa beban)
seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan dilakukan dengan cara mengatur
arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output terminal
Test Hubung Singkat
Untuk melakukan test ini terminal
generator dihubung singkat, dan dengan Ampermeter diletakkan diantara dua
penghantar yang dihubung singkat tersebut. Arus medan dinaikkan secara
bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum.
Test Resistansi Jangkar
Dengan rangkaian
medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal output sehingga dua
fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per fasa adalah setengahnya
dari yang diukur.
Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor
untuk menentukan nilai resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung
pada bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar, dan konstruksi
kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 .
4.
Pemanfaatan Generator AC
Contoh
generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan
kumparan yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran
tersebut menimbulkan GGL induksi pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu
sepeda) dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung kumparan, lampu
tersebut akan dilalui arus induksi AC, akibatnya lampu tersebut menyala. Nyala
lampu akan makin terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda
makin kencang).
Generator
AC (alternator) bervariasi ukurannya sesuai dengan beban yang akan disuplai, sebagai
contoh, alternator pada PLTA mempunyai ukuran yang sangat besar, membangkitkan
ribuan kilowatt pada tegangan yang sangat tinggi. Contoh lainnya adalah
alternator di mobil, yang sangat kecil sebagai perbandingannya. Beratnya hanya
beberapa kilogram dan menghasilkan daya sekitar 100 hingga 200 watt, biasanya pada
tegangan 12 volt.
Generator
AC banyak kita jumpai pada pusat-pusat listrik (dengan kapasitas yang relatif
besar). Misalnya pada PLTA, PLTU, PLTD, PLTN, PLTG, dan lain lain. Disini
umumnya generator AC disebut dengan alternator atau generator saja. Selain
generator AC dengan kapasitas yang relatif besar tersebut, kita mengenal pula
generator dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang dipakai
untuk penerangan darurat, untuk penerangan daerah-daerah terpencil (yang belum
terjangkau PLN), dan sebagainya. Generator tersebut sering disebut home light
atau generator set.
5.
Altenator
Alternator
adalah peralatan elektromekanis yang mengkonversikan energi mekanik
menjadi energi listrik arus bolak-balik.
Pada prinsipnya, generator listrik arus bolak-balik disebut dengan
alternator, tetapi pengertian yang berlaku umum adalah generator listrik pada
mesin kendaraan. Alternator pada pembangkit listrik yang digerakan dengan turbin uap
disebut turbo alternator.
Fungsi alternator adalah
untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin tenaga listrik .
Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang
memutarkan roda dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet
listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang
menyearahkan arus.
memutarkan roda dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet
listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang
menyearahkan arus.
Komponen
tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk
menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang
memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan
rotor, stator dan diode.
Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari :
memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan
rotor, stator dan diode.
Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari :
1. Pull (pully)
Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.
2. Kipas (fan)
Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada
alternator.
alternator.
Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor
terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan
kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada
rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada
alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.
Rotor ditumpu oleh dua buah bearing,
pada bagian depannya terdapat puli dan kipas, sedangkan di bagian belakang
terdapat slip ring.
4. Stator
Pada ganbar diatas terlihat ganbar
konstruksi dan stator coil.Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri
dari tiga kumparan yang pada salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu. Pada
gambar sebelah kanannya terlihat teori
gambar konstruksi ini disebut hubungan “Y” atau bintang tiga fhase. Bgian tengah
yang menjadi satu adalah pusat gulungan.Dan bagian ini disebut terminal “N”.
Pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga
phase.
gambar konstruksi ini disebut hubungan “Y” atau bintang tiga fhase. Bgian tengah
yang menjadi satu adalah pusat gulungan.Dan bagian ini disebut terminal “N”.
Pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga
phase.
5. Rectifier (Diode)
Pada gambar diatas memperlihatkan
konstruksi dan hubungan antara stator coil dengan diode. Ketiga ujung dari
stator dihubingkan dengan kedua macam diode.
Pada model yang lama terdapat dua bagian yang terpisah antara diode
positif (+) dan diode negatif (-). Bagian positif (+) mempunyai rumah yang
lebih besar daripada yang negatif (-). Selain perbedaan tersebut ada lagi
perbedaan lainnya yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada
diode negatif.
Fungsi dari diode adalah
menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh stator coil menjadi
arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus balik dari baterai ke
alternator.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Generator listrik bolak balik (AC)
adalah alat yang digunakan untuk memproduksi listrik bolak balik (AC).
Generator ini terdiri dari dua bagian, yaitu rotor dan stator. Rotor adalah
bagian genertor yang bergerak, seperti kumparan, sedangkan Stator adalah bagian
generator yang diam, seperti magnet permenen, cincin, dan sikat/terminal.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron
atau alternator. Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat
penting dalam proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium
ke dalam bentuk yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah
tangga, dalam generator arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan
diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian
yang diam atau stator dari mesin.
B.
Saran
1.
Sebaiknya dalam penggunaan
generator haruslah memperhatikan keamanan dan keselamatan dalam pemakaian agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2.
Sebaiknya perawatan generator
dilakukan secara berkala sehingga keawetan dari generator itu sendiri dapat
bertahan lama.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Daryanto. 1995. Pengetahuan Teknik Listrik . Jakarta: PT
Bumi aksara
http://fisika79.wordpress.com/2011/04/10/arus-listrik-ac-2/
http://www.mediabali.net/listrik_dinamis/sifatsifat_listrik_ac.html
http://kanagaartikeldanmakalah.blogspot.com/2011/02/generator-ac.html
https://www.academia.edu/5791272/Induksi_Elektromagnetik_inilah_yang_mendasari_konsep
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
MAKALAH TEKNIK LISTRIK DAN ELEKTRONIKA “GENERATOR LISTRIK AC”
-
TUGAS MANAJEMEN INDUSTRI OBSERVASI BENGKEL DI PT.AUTO MOBIL JAYA MANDIRI (CHEVROLET SOLO) ...
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar